Ekspresikan Diri dalam Wujud Keshalihan

Agar Tak Ada yang Layu Sebelum Berkembang

Jumat, 28 Januari 2011

Semua Terasa Biasa

Aku pikir apa yang kusaksikan sekarang adalah sebuah hal yang hanya ada di film-film atau cerita-cerita fiksi belaka.Tapi, kenyataannya tidak !Berat rasanya menuliskan ini semua…tapi, biarlah ini menjadi pelajaran yang paling berharga bagi semua saudariku yang membacanya dan utamanya bagi diriku sendiri.

Sebut saja namanya “M”..seorang gadis yang tahun ini genap berusia 23 tahun. Aku berpikir bahwa dialah gadis yang beruntung di dunia ini. Selain memiliki kecantikan fisik yang di atas rata-rata, dia juga berasal dari lingkungan yang berkecukupan dari segi materi.Mau minta apa saja pasti dengan cepat tersedia dan semuanya serba beres karena ada pembantu 24 jam yang siap melayani.Ibaratnya semua hal yang menjadi impian gadis sepertinya telah ia raih.

Tapi ternyata, kecantikan fisik dan materi yang tak pernah kurang tak menjamin seseorang akan memiliki sifat dan tingkah laku yang rupawan juga seperti wajahnya.Tak jarang terdengar dari bibirnya yang mungil ungkapan-ungkapan kasar yang menyakitkan hati orang lain bahkan orang tuanya sendiri. Jika disampaikan padanya seribu kalimat maka dengarlah dia akan punya sejuta jawaban yang siap memekakkan telinga orang yang mendengarnya dan orang lain pun hanya bisa beristigfar di dalam hati.

Ketersediaan pembantu yang siap siaga pun juga membuatnya menjadi tidak mandiri untuk melakukan hal sekecilpun bahkan untuk kepentingannya sendiri. Dia hanya bisa meneriaki pembantunya untuk melakukan apa yang diperintahkannya.Pembantunya yang sudah lelah raganya ikut tertekan pula jiwanya karena yang didengarnya tiap hari hanyalah suara-suara kasar.Sering terdengar keluh kesah dari pembantunya tentang keinginannya untuk hengkang dari istana itu karena sudah tidak tahan dengan segala beban berat pekerjaan yang diterima. Sebanyak apapun pekerjaan yang diberikan tapi hati tenang mengerjakannya tanpa adanya teriakan-teriakan kasar tentu masih bisa membuat sang pembantu bertahan. Tapi, kenyataannya tidak…sang pembantu hanya bisa memendam laranya sendiri.

Lalu bagaimana dengan penampilan gadis “M” tadi ?tentu saja penampilannya tak jauh berbeda dengan apa yang biasa ditampilkan dimedia cetak maupun elektronik sekarang ini yang katanya gaul, ngetren n moderen.Dengan rambut yang di cat pirang, wajah yang bermake up tebal, baju transparan yang dengan jelas memperlihatkan (maaf) pakaian dalamnya dan terkadang dengan belahan dada rendah yang jika menunduk maka terlihatlah sebagiannya, celana jeans ketat bahkan memakai celana pendek yang lebih cocok dipakai sebagai pakaian dalam serta sepatu atau sandal highhells, tak ketinggalan pula tatto di belakang leher pun semakin menambah identitasnya sebagai seorang yang “moderen”.

Dia seakan terhipnotis oleh budaya-budaya yang semakin membuatnya lupa bahwa dunia ini hanyalah bersifat sementara.Apalagi ditunjang dengan pergaulannya dengan sahabat karibnya yang juga berpenampilan yang tak jauh berbeda dengannya. Maka lihatlah, bagaimana dia dengan santainya berjalan bercampur baur dan jelas bukan mahramnya di tengah malam dan baru pulang menjelang subuh atau bahkan pagi sekalipun. Dimana mereka menghabiskan malam-malam mereka???

Gadis “M” juga tak bisa lepas dari rokok, entah berapa bungkus yang mampu dia habiskan dalam sehari dan sebagian besar teman-temannya juga mempunyai kebiasaan yang sama. Tentu, pulang di pagi hari membuat ritme kehidupannya tak seperti kebanyakan orang yang bekerja di pagi hari dan tidur di malam hari. Mereka malah sebaliknya, tidur dari pagi sampai sore dan beraktivitas di malam hari. Lihat sajalah…jam 2 siang mereka masih nyenyak dengan mimpi-mimpi mereka berbungkuskan selimut tebal di kamar yang berAC.

Jika ingin mencari mereka tentu adalah perkara yang sangat mudah….carilah mereka di tempat-tempat dugem atau tempat nongkrong yang paling ngetop di kota ini…maka suara riuhnya tawa mereka akan jelas terdengar.Atau kalau tidak ketemu juga maka carilah mereka di salah satu rumah lain gadis “M” yang tak ada yang menempati, tak ada orang tua yang mengawasi disana. Sudah pasti tentunya, semua teman-teman “M” dan termasuk “M” juga bebas dan liar melakukan apa saja sesuai apa yang dikehendakinya. Ujung-ujungnya yang merana adalah pembantunya, karena keesokan harinya dia yang harus tergopoh-gopoh bermandikan keringat untuk membersihkan dan merapikan rumah tersebut seperti sedia kala.

Jangankan di rumah yang tak ada yang mengawasi sekalipun…di rumah lain yang ada orang tua yang mengawasi sekalipun mereka seakan cuek tak peduli.Sungguh membuat hati miris, orang tuanya pun seakan telah biasa melihat tingkah anaknya dan seakan tak berdaya takluk di bawah kaki gadis “M”. Jika anaknya pulang jam 4 subuh atau jam 2 malam dan si ibu yang membukakan pintu, tak pernah sekalipun si ibu marah-marah atau menangis melihat anaknya ataupun menasehati anaknya yang berkelakuan seperti itu, hanya biasa saja, seolah tak ada hal aneh yang terjadi.

Tak pernah juga orang tuanya marah-marah atau menegur anaknya yang sering membawa pacarnya yang notabene bukan muhrimnya masuk ke dalam kamarnya, hanya berdua-duaan.Tak pernah pula orang tuanya menegur anaknya yang berpakaian serba mini untuk bepergian keluar rumah.Semuanya tak pernah…tak pernah !.

Aku masih terperangah..ketika sang ibu dengan santainya membangunkan pacar sang gadis “M” untuk pergi ke kantor di kamar anak gadisnya sendiri…sungguh di luar akal sehatku dan ayah si gadis juga seakan menutup mata melihat semua itu!

Ya..Allah…aku terperangah bukan main melihat apa yang kusaksikan ini…siapa yang patut untuk disalahkan dengan kejadian yang kusaksikan ini???Aku hanya bisa mengingat sebuah pelajaran tentang pendidikan anak dari sebuah blog seorang kawan. Begini kira-kira isinya…Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki Pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat. Ayah dan ibulah yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan anaknya. Khususnya ibu yang harus memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra kehamilan sampai masa kehamilan dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak yang sehat dan saleh. Faktor-faktor ini secara terpisah atau dengan sendirinya tidak bisa menentukan pendidikan tanpa adanya yang lainnya, akan tetapi masing-masing saling memiliki andil dalam menentukan pendidikan dan kepribadian seseorang sehingga jika salah satunya tidak banyak dipergunakan maka yang lainnya harus dipertekankan lebih keras.

Akhirnya..apa yang sekarang terjadi…benih telah ditanam dan akan menuai hasil yang sangat memalukan…gadis “M” positif hamil …dan dengan santainya dia malah mengaku bahwa ini adalah kehamilannya yang kedua, kehamilan pertamanya telah dia gugurkan karena dia merasa belum siap dengan segala resikonya bersama pacar keturunan Cinanya..

Syukurlah..di kehamilan keduanya ini..dia membuang jauh-jauh pikiran jahatnya untuk menyingkirkan janinnya dan akan segera menikah dengan pacaranya 2 bulan lagi.Apa tanggapan orang tuanya..??? kembali biasa saja, seolah-olah apa yang terjadi pada anaknya adalah sesuatu hal yang lumrah…Astagfirullah….

Sekarang semuanya sibuk untuk mempersiapakan pernikahan sang gadis “M”….bukan main….

Semoga cerita di atas membuka mata kita semua bahwa inilah yang terjadi pada generasi-generasi muda kita, mereka terlibas oleh kerasnya arus modernisasi yang membutakan hati-hati mereka, memperdaya mereka sehingga terlupa ada Allah yang Maha Mengetahui…dan semoga pula dapat memberikan ibrah bagi kita untuk senantiasa mendekatakan diri kepada Allah..sadarilah …Ibarat sesorang yang diberi amanah pada suatu pekerjaan , nanti amanah tersebut diakhir tugas akan di minta pertanggungjawabannya.Begitu juga dengan diri kita ini , menurut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam nanti kita akan di minta pertabggungjawabkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Ada 4 hal nantinya yang harus kita pertanggungjawabkan ;dimana pertanggung jawaban diminta tak bisa kita elakan tak bisa kita dustai dan tak bisa kita main-mainkan seperti pertanggunghjawaban didunia

1. Umur ; Kemana umur yang diberikan oleh Allah nantinya akan ditanya oleh Allah. Untuk apa sajakah umur yang diberikan oleh Allah kita gunakan . Umur kita hakikatnya bertambah tapi usia kita berkurang.Maka dari itu mari lah kita manfaatkan umur kita untuk jalan yang diridhai oleh Allah. Supaya nanti jika diminta pertanggungjawaban umur kita bisa menjawab dengan baik. Sesungguhnya beruntunglah orang yang panjang umurnya dan banyak perbuatan baiknya.

2. Anggota Badan ,Seluruh anggota badan kita mulai dari kepala sampai kaki nanti akan diminta pertanggungjawabannya. Untuk apa ia digunakan ?Mata kita apa sudah digunakan untuk melihat yang baik – baik , tangan dan kaki kita juga . Karena sesungguhnya nanti pada Hari akhir nanti tangan dan kaki kita akan berbicara tentang apa yang dia berbuat , dan tidak ada satupun yang bisa ia dustakan

3. Ilmu , Dalam hidup ini kita diwajibkan menuntu ilmu .Setelah kita mendapatkan ilmu maka ilmu yang kita peroleh itu nantinya juga diminta pertanggungjawabkan , untuk apa ilmu itu kita gunakan , sudahkah ilmu itu kita gunakan untuk hal yang bermanfaat?

4. Harta .Harta merupakan suatu nikamat yang dianugrahkan oleh Allah . Harta yang diberikan oleh Allah sudahkah kita peroleh dengan cara yang halal , dan sudahkah kita gunakan untuk kebaikan?Karena dalam harta yang kita peroleh tersebut ada sebagaian hak orang lain didalamnya. Maka harta yang besar akan meminta pertanggungjawaban yang besar pula.

Maka sudahkah terbayang oleh kita bagaimana laporan pertanggungjawabkan kita nantinya kepada Allah???...

Wallahu ‘alam…

“terperangah dalam sebuah tempat yg menguji kesabaranku”

Jumat, 21 Januari 2011

Saudariku....dimana harga dirimu ?

Saudariku...
Apa yang sedang terjadi dengan kalian semua ? mengapa dunia ini terasa menyesakkan dengan tingkah laku kalian yang seolah-seolah menganggap bahwa Allah tidak melihat apa yang telah kalian perbuat ?
Kalian seperti merasa bahwa tidak ada yang akan mengetahui perbuatan hina kalian walaupun malaikat sekalipun !
Aku tidak tahu apa yang sedang ada dalam pikiran dan hati nurani kalian. Kalian seperti punya otak tapi tak menggunakan otak itu untuk mempertimbangkan baik buruknya sesuatu dan halal atau haramnya sesuatu itu di mata Allah. Kalian berpendidikan tapi seperti seorang yang buta huruf. Aku lebih bersimpati dan menaruh rasa hormatku kepada mereka yang tak pernah sekolah tapi masih mampu menjaga akhlak dan moralnya daripada diri kalian yang secuil pun tak memiliki itu semua.
Sungguh, aku selalu bertanya di dalam hatiku...apa yang membuat kalian menjadi seperti liar layaknya b******* ?begitu mudahnya kalian membuat pengakuan-pengakuan yang membuat orang lain terhenyak tanpa ada rasa penyesalan dan perasaan berdosa sedikitpun. Seolah semua itu adalah sesuatu hal yang lazim.
Ya Allah...aku hanya bisa beristigfar atas apa yang mereka lakukan...tak takutkah mereka dengan azab yang akan ditimpakan oleh Allah baik di dunia maupun di akhirat ??? mereka merasa seperti akan hidup seribu tahun lagi dan ingin menghabiskan masa mudanya dengan hidup berfoya-foya.
Saudariku...kembalilah ke jalan Tuhanmu....bertobatlah dengan yang sebenar-benarnya..