Ekspresikan Diri dalam Wujud Keshalihan

Agar Tak Ada yang Layu Sebelum Berkembang

Senin, 29 Maret 2010

Kemarin, membuatku begitu lelah...banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan...ya sedikit tegang juga karena harus merawat bayi yang terpasang NGT...aduh..kasihan banget liat bayi yang harus minum melalui selang kayak gitu, ibunya pun tampak sangat khawatir melihat keadaan bayinya seperti itu. Tapi, mau gimana lagi??? bayinya udah ikterus karena gak minum-minum sejak lahir pukul 24.00 Wita...klopun minum hanya sedikit dan langsung dimuntahkan.....
Syukur Alhamdulillah...setelah dimasukkan minuman lewat NGT itu, bayinya udah gak muntahin lagi...dan BABnya pun semakin lancar.Semoga kelanjutannya dia baik-baik sajalah..soalnya, jujur dari lubuk hati yang paling dalam, begitu melelahkan dan menegangkan klo dikasih tugas untuk ngerawat bayi yang kayak gitu,,,mending yang normal-normal ajalah...(hope: mode on)...
Kemarin juga..sibuk banget ngejelasin ke neneknya bayi yang satu, yg selalu mau minta bikinin susu untuk cucu tersayangnya...alasannya ASI ibunya baru sedikit yang keluar...ya wajarlah...lha wong masih anak yang pertama n masih dalam 24 jam pertama, baru juga tadi pagi jam 11 lahirnya...ya..kalau gak dirangsang melalui isapan bayinya, ya gak bakalan keluar-keluar...mungkin..gitu kali ya..klo baru jadi nenek...khawatir banget klo cucu tercinta kakurangan minum...apalagi klo ngeliat bayi yang disebelahnya yang harus minum melalui NGT...
Selain tugas wajibku itu...ya aku harus juga menjalani tugas sebagai "baby sitter'nya anak sang Bozz...gimana gak...orang yg selalu diandalin buat ngurusin anaknya...udah mulai beraktivitas untuk mencari nafkah untuk keluarganya...jadilah semua beban itu tertumpu pada yang kena giliran jaga....kalo anaknya gak naughty2 banget ya gak masalah...lha ini....ngamburin sana..merintah2 kyk bozz...ya ngeselin juga...tapi, kadang kasian juga klo dia udah nangiz...ughhhh...payah...!!!
Gak kebayang juga, gimana sibuknya bozz harus sendirian semalam mengurus semuanya coz yang jaga malam gak bisa datang karena sakit..ya katanya bozz sih dia malas makan...(cepet sembuh ya fren)...aku kira dia bakal ngubungin temenku yang dioffkannya itu...untuk bantu-bantu dia. Ternyata gak...entah apa pertimbangannya..padahal dia sendiri yg bilang klo temenku itu bakal dihubungi klo ada yang berhalangan hadir n lagi banayk pasien....Wallahu'alam deh..Semoga hari kedepannya baik-baik ajah.....gak ada lagi kejadian yang aneeh-aneh n bikin pikiranku 'kotor'....

Minggu, 28 Maret 2010

Nasehat dari Saudariku...

"Tatkala mata kian terasa lelah, jadikanlah wudhu sebagai permulaannya dan desahan-desahan nafas yang berzikir kepada Allah sebagai pengantar lelap, hingga ruh kita dikembalikanNya esok. Sebelum tidur, ingat saudaramu, lepaskan khilafnya yang telah menjadi beban hatimu, maafkan!!!. Agar Jannah Allah terbuka untuk kita. Kemudian tidur dan bangunlah esok, ketika DIA turun ke bumi, sebelum kokok ayam jantan mendahuluimu, sebelum mentari berlari mengalahkanmu...."
Inilah bunyi sms dari saudariku nan jauh disana, kaifa haluq ukhti? kapan ya terakhir kali kita bertemu....Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.....

Tak Sekedar Kata


Jum’at, 14 Agustus 2009 M, waktuku di dunia berkurang lagi. Bertepatan dengan hari ujianku yang telah banyak menguras waktu, tenaga dan pikiranku selama beberapa bulan terakhir. Selayaknya sebagai seorang hamba Allah, aku mengucap syukur atas tambahan usia yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Merenung ? tidak juga….karena aku sadar bahwa perenungan atau interospeksi diri, tak hanya dilakukan pada setiap tahunnya atau bertepatan dengan momen tertentu seperti pertambahan usia, tahun baru dan lain sebagainya…tetapi, setiap desahan nafas kita, setiap detik yang kita miliki harus kita manfaatkan untuk mengingat apakah yang telah kita lakukan telah mendapat keridaannya atau justru hanya membawa kemudharatan. Maka selayaknya, kita memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla.

Saya teringat penggalan puisi dari seseorang yang saya baca di blognya :

BATAS HIDUP DAN MATI

batas hidup dan mati itu sangat tipis .......
di manakah kita : saat ajal datang menjemput
sedang apakah kita : saat malaikat Izrail datang memanggil
ke manakah kita : setelah dunia ini merampas kebahagiaan kita
ke manakah kita : saat jasad mulai rapuh digerus binatang tanah
surga atau neraka?
keimanan kita yang akan menolong
amal kita yang akan membantu
iman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
beramal shaleh atas petunjukNya
batas hidup dan mati itu sangat tipis : memang begitu adanya


Juga kutipan dari catatan seorang hamba Allah Subhanahu WaTa’ala di blog sebelah yang saya lewati :
Allah SWT berfirman; “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati….” (QS. Al-Imran :185) Perjalanan ini adalah menuju akhirat. Suatu perjalanan yang kita mohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar berakhir pada kenikmatan surga. Bukan neraka. Karena keagungan perjalanan menuju hari akhir inilah Rasulullah bersabda: “Seandainya kalian mengetahui apa yang kuketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Mutaffaqun ‘alaih).

Jika kita mengetahui hakekat ajal yang akan menjemput kita dan kedahsyatan alam kubur, kegelapan hari kiamat dan segala kesedihannya, shirot (titian) dan segala rintangannya, surga dengan segala kenikmatannya, niscaya akan memberikan motivasi kepada kita untuk mengadakan perubahan.

Berubah dari kefasikan dan kekafiran menjadi keimanan, dari kemunafikan menjadi istiqamah, dari keraguan menjadi keyakinan, dari kesombongan menjadi ketawadhu’an, dari rakus menjadi rasa syukur dan sederhana, dari pemarah dan pendendam menjadi kasih sayang dan memaafkan, dari kelicikan dan kesewenangan menjadi kejujuran dan keadilan, dari kedustaan menjadi kebenaran.

Akupun sadar bahwa aku sering terlupa atau bahkan mungkin berpura-pura lupa dengan perjalanan panjang tersebut, begitu banyak kelalaianku, begitu juga dengan pagi ini bahkan malah sering memilih dunia dengan segala perangkatnya, kemewahan, kecantikan, kekayaan, kedudukan yang semua nilainya disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lebih dari sehelai sayap nyamuk!

Tipuan dunia ......

Aku pun tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu membuka pintu taubatnya lebar-lebar, karena rahmat dan maghfirah Allah Subhanahu wa Ta’ala sangatlah luas, lebih luas dari lautan dosa. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan hatinya.” Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam menyampaikan satu nasehat untuk setiap manusia: “Cukuplah dengan adanya kematian sebagai penasehat (bagi kita).”

Ya Allah ya Rabbi ....
Aku ingin berhias dengan amal shaleh dan keindahan akhlaqul karimah, karena aku sadar bahwa semua hamba akan mempertanggungjawabkan amalannya sendiri-sendiri.

“Maka barangsiapa beramal seberat biji sawi dari kebaikan, niscaya akan melihat ganjarannya. Dan barangsiapa beramal seberat biji sawi dari kemaksiatan, niscaya akan melihat siksanya.” (Q.S. Az-Zalzalah: 7-8) Wallahu a’lam.
Aku pun teringat tentang keimananku dan berapa besar amal shaleh yang telah kulakukan selama Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikanku kehidupan ini... MASIH TERAMAT JAUH .... mungkin banyak yang terluka karena secara sengaja ataupun tidak sengaja lisan dan gerak-gerik ini telah menggores hati-hati mereka…apalagi kepada kedua orang tua hamba…entah berapa banyak perkataan ah…yang telah kuucapkan….
Ya Allah.. Mataku basah karenanya…

Betapa diri ini masih jauh dari amalan yang digariskan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hambaNya.
Betapa diri ini masih lebih mencintai DUNIA daripada AKHIRAT

Ya Allah ya rabbi ....
Segala puji bagiMu atas semua nikmat yang telah engkau limpahkan kepadaku.
Terima kasih atas semua hal yang engkau perlihatkan sebagai pengingat dan renungan amalku setiap saat ...
Terima kasih atas semua keluarga, teman dan sahabat yang engkau berikan sebagai keluarga, teman dan sahabat di jalanMu ...

Sesunggunya diri ini masih berlumur dosa dan kesalahan, sesungguhnya diri ini masih jauh dari KeinginanMu .... Berikan hambaMu kekuatan dan keimanan untuk lebih dekat kepadaMu selama merasakan semua nikmatMu di dunia ini. Insya Allah .. Aamiinn ....

Dari sudut kecil kamarku,
Wassalam ...

JALAN PANJANG MENJADI PEREMPUAN BERHATI MULIA


SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nurul Citra
Nim : PO.71.3.211.06.1.026
Dengan ini menyatakan akan tetap menggunakan foto berjilbab untuk ijazah dan siap menanggung segala akibat yang ditimbulkan di kemudian hari.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sadar dan tanpa tekanan dari pihak manapun.

Itulah bunyi surat pernyataan yang kutujukan kepada Ibu Ketua Jurusanku yang juga menggunakan jilbab sama sepertiku.Kutandatangani surat pernyataan ini di atas materai 6000 rupiah. . Memang aku menuntut ilmu di kampus yang mana para mahasiswi muslimnya tidak diwajibkan untuk mengenakan "jilbab" tetapi semua mahasiswi yang beragama Islam mengenakan jilbab dengan keinginan mereka sendiri.Entah...ketika berada di lingkungan kampus (tidak peduli itu jilbab betulan atau jilbab bo'ongan alias kepalamu hanya ditutupi selendang transparan sementara poni lempar-mu kamu biarkan tetap kelihatan atau kepalamu berkerudung, sementara blus dan celanamu amat sangat ketat dan ketika kamu membungkuk maka punggung bawahmu bahkan sebagian dari area glutea-mu kelihatan). tapi, aneh...dengan alasan mengikuti aturan..keluarlah pengumuman itu bahwa fhoto ijazah tak boleh menggunakan jilbab...
hohoho...hancur rasanya ketika mahasiswi yang memiliki komitmen untuk tak menanggalkannya mendapatkan ultimatum yang tiada habisnya.
dipanggil, menghadap, seperti seorang terdakwa yang telah melakukan kejahatan yang tak terampuni..di"kuliahi" habis-habisan disaksikan oleh teman-teman seangkatan yang hanya bisa diam membisu dan segelintir dosen yang tidak peduli akan nasib kami padahal mereka semua mengenakan pakaian yang sama seperti kami...
dikuliahi habis-habisan dengan materi yang berbobot, bagiku tak masalah...
tapi, jika sudah mengeluarkan tuduhan yang menjurus kepada FITNAH...yang membawa-bawa orang lain yang mereka tak tahu betapa hanifnya mereka ...sungguh aku tidak tahan...dicap terlalu ekstrim..mengajarkan teman-teman lain hal-hal yang tidak2...kudengarkan begitu saja..Apalagi ketika salah seorang dosen yang kuhormati datang seperti "kompor"yang siap meledakkan apa saja..
Ya Allah...berikanlah kesabaran dan jagalah diri ini untuk tidak tampak lemah dihadapan mereka...(doaku dalam hati)...
Kejadian siang itu...sungguh takkan kulupakan seumur hidupku..apalgi ketika berlanjut di acara yudisium yang sangat menegangkan.."kuliah"nya pun berlanjut disitu..kami kembali diadili...Aku hanya bisa berdoa semoga Allah memberikan hidayah pada mereka...Dari semula 13 orang...hanya 10 yang bertahan..bersamaku...membuat surat pernyataan ini...Aku tahu sahabat..tubuhmu serasa lemas ketika harus berdiri dan mendapatkan"kata-kata mutiara" itu...tapi, aku bersyukur kalian mampu melewatinya...
Ini kali pertama aku melampirkan surat pernyataan pas foto berjilbab.

Dan aku akan tetap bersenang hati (Insya Allah) jika harus membuat surat pernyataan itu untuk kali kedua, ketiga, ke empat, dst... dst..

"Pas foto harus tampak kedua telinga" sejatinya bukan alasan yang pantas untukku dan teman-teman berjilbab lainnya untuk melepaskan jilbab saat membuat pas foto untuk keperluan apapun..ini adalah KEWAJIBAN...yang akan menjaga iffahmu..
Sekali lagi MAAF bu..jika aku harus kembali terlibat di dalamnya...selalu dan selalu begitu...serta selamanya...justru kata-kata mutiaramu menjadi penyulut semangatku..untuk menjadi lebih baik lagi
Rezeki..Jodoh..Maut...Hanya Allah Yang Maha Mengetahuinya...
Allahlah yang Maha Pemberi Rezeki...Dalah sebaik-baiknya Penolong bagi kami...
JALAN MASIH PANJANG SAHABAT UNTUK MENJADI PEREMPUAN BERHATI MULIA !!!!

Aku Tak Ingin Pisah...!!!

Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan…kata-kata itu tak asing bagi kita…tapi tetap saja bagi kita susah untuk berpisah…
Kurang lebih tiga tahun kita menghabiskan waktu bersama…banyak hal yang terjadi…ada tawa, canda dan pastinya selalu ada haru yang terkadang menyesakkan dada kita…
Ospek yang menyiksa, perlakuan seperti sekolah di zaman Belanda, kerja rodi yang tiada habisnya, mengangkat batu, mencabut rumput bersama, menyapu dan mengepel ruang kuliah sesuai dengan jadwal piket,ada wali kelasnya kayak anak SD yang ‘overprotective, adanya larangan memakai rok dan pengajian di Mushollah (takut..keikut aliran sesat katanya…eh katanya), menunggu dosen yang tak datang-datang sambil duduk melantai dan cerita ngalor ngidul di koridor serta akhirnya pulang sia-sia.
Foto-foto jika gak ada kerjaan, pulang kampung tiap akhir pekan yang banyak tanggal merahnya (khusus yang kampungnya dekat gak berlaku bagi yang menyebrang lautan sepertiku),ospek episode 2 dengan kerja rodi coz kompak gak hadir di campuz, masuk ke ruang kuliah jika diMiscall dulu,menelpon dosen dengan pulsa sendiri demi menjalankan kewajiban sebagai sipen, tidur jika ada kuliah yang bikin ngantuk, BT apalagi gak menarik padahal masih pagi, serasa ingin terbang jika terkena kipas angin, cahatting di kertas saat dosen ngasih penjelasan, saling kode-kodean jika ada yang ketahuan gak “beres”, menjelang ujian dosen berebut masuk untuk mengejar target, jadwal ujian yang gak jelas sehingga harus nunggu lama, nilai semester yang aneh bin ajaib, gak ikut ujian bias keluar nilainya.
Jarang ada labskill sebelum turun praktik ke lahan, dosen datang telat waktu datang ngantar praktik hari pertama (itupun setelah ditelepon baru datang), dosen gak pernah datang ngasih bimbingan di lahan, sering kalasi atur jadwal, seminar praktik tanpa konsul sama sekali dan menuai murka, ditempatkan di lahan yang partusnya jarang, mengejar target partus sendiri-sendiri sampe jauh ke luar kota, melewati respon-respon yang mendebarkan, menyelesaikan komprehanesif dengan penuh ujian, gak didapat waktu partus, ibunya gak respon balik, bukan pasien ANCx yang dipartusin, Pkl yang melelahkan, mendata door to door sampe ketemu orang gila dan dikejar anjing,MMD !,2 n 3 yang menguras tenaga, ketemu tuan rumah yang baik hati dan tidak sombong.
Stres dan bahagia dengan pembimbing yang dibagikan, mencari ide untuk judul tugas akhir, nyari data dan pasien di RS, bergumul di rekam medic yang berdebu, sampe dituduh macam-macam, antri yang lama, konsul sana konsul sini, perbaikan lagi perbaikan lagi, coret sana-coret sini, menunggu, menunggu dan menunggu.
Ujian di depan 3 orang dosen, ada yang lama, diblender, atau memberikan senyum terbaiknya saat jiwa ini tak mampu menjawab pertanyaannya, keluar dengan senyum di raut wajah, tawa, atau bahkan air mata…mengulang ujian berkali-kali hingga hampir tiada ampun baginya…stress kembali melanda ketika penguji UAP dibagikan, bahan UAP yang tidak sedikit n bikin sakit kepala, ujian dengan makian dan cubitan yang bikin biru, yudisium yang menegangkan, bukan pengumuman lulus n tidaknya yang bikin tegang tapi ketika harus berdiri lama mendengar wejangan yang menyesakkan dada hanya gara-gara ingin mengenakan selembar kain sebagai sebuah kewajiban di kepalanya saat berfoto untuk ijazah.
Terlepas dari segala kekurangan…akhirnya kami jadi seperti sekarang ini….
Sungguh…itu semua tak akan pernah terlupakan dalam ingatan kita sepanjang masa..berat memang awalnya…tapi kita semua bersyukur, berkat do’a dan kerja keras kita serta dukungan moril maupun materil yang tidak sedikit kita mampu melewatinya bersama-sama..semuanya berbuah kebahagiaan…
Beberapa hari ke depan kita semua….perempuan-perempuan cantikku dengan disaksikan oleh orang tua kita, saudara-saudara, keluarga dan sahabat-sahabat kita akan menjalani prosesi yang tak akan kita lupakan seumur hidup…betapa bangganya kita nantinya..memakai baju kebesaran mahasiswa…
Gelar telah di tangan…kembali kita harus dihadapkan dengan pilihan-pilihan…
Ada yang kembali ke daerah asalnya, bekerja, menikah, dan seterusnya….semua dengan jalannya masing-masing…
Semoga Allah masih dapat mempertemukan kita semua kembali…betapa kumerindukan saat-saat bersama kalian...dan mencintai kalian semua…

TERIMA KASIH

Terima kasih atas segala pengorbanan Mamoy,
yang telah mengizinkan aku numpang di rahimnya,
yang telah berdarah-darah melahirkanku,
yang telah banyak kusakiti hatinya,
yang telah mengantarkan aku sejauh ini,
yang telah mengajarkan aku segi - segi kehidupan,
yang telah menumbuhkan aku menjadi seorang mukmin,
yang telah mendukungku dan menyemangatiku,
yang telah mengobatiku kala kuterluka,
yang telah mengajarkanku arti kesabaran,
yang telah menjadikan aku seseorang yang kuat menunggu..
mamoy adalah segalanya bagiku…
tak tergantikan…
aku tahu betapa beratnya engkau melewati ini semua..andaikan aku yang merasakannya tentu aku tak mampu sesabar engkau…walaupun sibuk untuk mencari sesuap nasi demi buah hatimu…kau tak lalai dengan urusan rumah tanggamu…tetap menjadi istri dari seorang suami dan ibu dari anak-anak yang bukan main nakalnya.
Orang lain boleh tak mengerti…tak memahami..
Tapi aku tahu…apa yang ada di dalam hatimu…
Tetesan keringat itu…sangat berharga
Semoga dengan umur mamoy yang lalu tidak sia sia dan menjadikan orang lain bahagia, dan semoga tetap seperti itu, sampai akhir hayat..