Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan…kata-kata itu tak asing bagi kita…tapi tetap saja bagi kita susah untuk berpisah…
Kurang lebih tiga tahun kita menghabiskan waktu bersama…banyak hal yang terjadi…ada tawa, canda dan pastinya selalu ada haru yang terkadang menyesakkan dada kita…
Ospek yang menyiksa, perlakuan seperti sekolah di zaman Belanda, kerja rodi yang tiada habisnya, mengangkat batu, mencabut rumput bersama, menyapu dan mengepel ruang kuliah sesuai dengan jadwal piket,ada wali kelasnya kayak anak SD yang ‘overprotective, adanya larangan memakai rok dan pengajian di Mushollah (takut..keikut aliran sesat katanya…eh katanya), menunggu dosen yang tak datang-datang sambil duduk melantai dan cerita ngalor ngidul di koridor serta akhirnya pulang sia-sia.
Foto-foto jika gak ada kerjaan, pulang kampung tiap akhir pekan yang banyak tanggal merahnya (khusus yang kampungnya dekat gak berlaku bagi yang menyebrang lautan sepertiku),ospek episode 2 dengan kerja rodi coz kompak gak hadir di campuz, masuk ke ruang kuliah jika diMiscall dulu,menelpon dosen dengan pulsa sendiri demi menjalankan kewajiban sebagai sipen, tidur jika ada kuliah yang bikin ngantuk, BT apalagi gak menarik padahal masih pagi, serasa ingin terbang jika terkena kipas angin, cahatting di kertas saat dosen ngasih penjelasan, saling kode-kodean jika ada yang ketahuan gak “beres”, menjelang ujian dosen berebut masuk untuk mengejar target, jadwal ujian yang gak jelas sehingga harus nunggu lama, nilai semester yang aneh bin ajaib, gak ikut ujian bias keluar nilainya.
Jarang ada labskill sebelum turun praktik ke lahan, dosen datang telat waktu datang ngantar praktik hari pertama (itupun setelah ditelepon baru datang), dosen gak pernah datang ngasih bimbingan di lahan, sering kalasi atur jadwal, seminar praktik tanpa konsul sama sekali dan menuai murka, ditempatkan di lahan yang partusnya jarang, mengejar target partus sendiri-sendiri sampe jauh ke luar kota, melewati respon-respon yang mendebarkan, menyelesaikan komprehanesif dengan penuh ujian, gak didapat waktu partus, ibunya gak respon balik, bukan pasien ANCx yang dipartusin, Pkl yang melelahkan, mendata door to door sampe ketemu orang gila dan dikejar anjing,MMD !,2 n 3 yang menguras tenaga, ketemu tuan rumah yang baik hati dan tidak sombong.
Stres dan bahagia dengan pembimbing yang dibagikan, mencari ide untuk judul tugas akhir, nyari data dan pasien di RS, bergumul di rekam medic yang berdebu, sampe dituduh macam-macam, antri yang lama, konsul sana konsul sini, perbaikan lagi perbaikan lagi, coret sana-coret sini, menunggu, menunggu dan menunggu.
Ujian di depan 3 orang dosen, ada yang lama, diblender, atau memberikan senyum terbaiknya saat jiwa ini tak mampu menjawab pertanyaannya, keluar dengan senyum di raut wajah, tawa, atau bahkan air mata…mengulang ujian berkali-kali hingga hampir tiada ampun baginya…stress kembali melanda ketika penguji UAP dibagikan, bahan UAP yang tidak sedikit n bikin sakit kepala, ujian dengan makian dan cubitan yang bikin biru, yudisium yang menegangkan, bukan pengumuman lulus n tidaknya yang bikin tegang tapi ketika harus berdiri lama mendengar wejangan yang menyesakkan dada hanya gara-gara ingin mengenakan selembar kain sebagai sebuah kewajiban di kepalanya saat berfoto untuk ijazah.
Terlepas dari segala kekurangan…akhirnya kami jadi seperti sekarang ini….
Sungguh…itu semua tak akan pernah terlupakan dalam ingatan kita sepanjang masa..berat memang awalnya…tapi kita semua bersyukur, berkat do’a dan kerja keras kita serta dukungan moril maupun materil yang tidak sedikit kita mampu melewatinya bersama-sama..semuanya berbuah kebahagiaan…
Beberapa hari ke depan kita semua….perempuan-perempuan cantikku dengan disaksikan oleh orang tua kita, saudara-saudara, keluarga dan sahabat-sahabat kita akan menjalani prosesi yang tak akan kita lupakan seumur hidup…betapa bangganya kita nantinya..memakai baju kebesaran mahasiswa…
Gelar telah di tangan…kembali kita harus dihadapkan dengan pilihan-pilihan…
Ada yang kembali ke daerah asalnya, bekerja, menikah, dan seterusnya….semua dengan jalannya masing-masing…
Semoga Allah masih dapat mempertemukan kita semua kembali…betapa kumerindukan saat-saat bersama kalian...dan mencintai kalian semua…
Kurang lebih tiga tahun kita menghabiskan waktu bersama…banyak hal yang terjadi…ada tawa, canda dan pastinya selalu ada haru yang terkadang menyesakkan dada kita…
Ospek yang menyiksa, perlakuan seperti sekolah di zaman Belanda, kerja rodi yang tiada habisnya, mengangkat batu, mencabut rumput bersama, menyapu dan mengepel ruang kuliah sesuai dengan jadwal piket,ada wali kelasnya kayak anak SD yang ‘overprotective, adanya larangan memakai rok dan pengajian di Mushollah (takut..keikut aliran sesat katanya…eh katanya), menunggu dosen yang tak datang-datang sambil duduk melantai dan cerita ngalor ngidul di koridor serta akhirnya pulang sia-sia.
Foto-foto jika gak ada kerjaan, pulang kampung tiap akhir pekan yang banyak tanggal merahnya (khusus yang kampungnya dekat gak berlaku bagi yang menyebrang lautan sepertiku),ospek episode 2 dengan kerja rodi coz kompak gak hadir di campuz, masuk ke ruang kuliah jika diMiscall dulu,menelpon dosen dengan pulsa sendiri demi menjalankan kewajiban sebagai sipen, tidur jika ada kuliah yang bikin ngantuk, BT apalagi gak menarik padahal masih pagi, serasa ingin terbang jika terkena kipas angin, cahatting di kertas saat dosen ngasih penjelasan, saling kode-kodean jika ada yang ketahuan gak “beres”, menjelang ujian dosen berebut masuk untuk mengejar target, jadwal ujian yang gak jelas sehingga harus nunggu lama, nilai semester yang aneh bin ajaib, gak ikut ujian bias keluar nilainya.
Jarang ada labskill sebelum turun praktik ke lahan, dosen datang telat waktu datang ngantar praktik hari pertama (itupun setelah ditelepon baru datang), dosen gak pernah datang ngasih bimbingan di lahan, sering kalasi atur jadwal, seminar praktik tanpa konsul sama sekali dan menuai murka, ditempatkan di lahan yang partusnya jarang, mengejar target partus sendiri-sendiri sampe jauh ke luar kota, melewati respon-respon yang mendebarkan, menyelesaikan komprehanesif dengan penuh ujian, gak didapat waktu partus, ibunya gak respon balik, bukan pasien ANCx yang dipartusin, Pkl yang melelahkan, mendata door to door sampe ketemu orang gila dan dikejar anjing,MMD !,2 n 3 yang menguras tenaga, ketemu tuan rumah yang baik hati dan tidak sombong.
Stres dan bahagia dengan pembimbing yang dibagikan, mencari ide untuk judul tugas akhir, nyari data dan pasien di RS, bergumul di rekam medic yang berdebu, sampe dituduh macam-macam, antri yang lama, konsul sana konsul sini, perbaikan lagi perbaikan lagi, coret sana-coret sini, menunggu, menunggu dan menunggu.
Ujian di depan 3 orang dosen, ada yang lama, diblender, atau memberikan senyum terbaiknya saat jiwa ini tak mampu menjawab pertanyaannya, keluar dengan senyum di raut wajah, tawa, atau bahkan air mata…mengulang ujian berkali-kali hingga hampir tiada ampun baginya…stress kembali melanda ketika penguji UAP dibagikan, bahan UAP yang tidak sedikit n bikin sakit kepala, ujian dengan makian dan cubitan yang bikin biru, yudisium yang menegangkan, bukan pengumuman lulus n tidaknya yang bikin tegang tapi ketika harus berdiri lama mendengar wejangan yang menyesakkan dada hanya gara-gara ingin mengenakan selembar kain sebagai sebuah kewajiban di kepalanya saat berfoto untuk ijazah.
Terlepas dari segala kekurangan…akhirnya kami jadi seperti sekarang ini….
Sungguh…itu semua tak akan pernah terlupakan dalam ingatan kita sepanjang masa..berat memang awalnya…tapi kita semua bersyukur, berkat do’a dan kerja keras kita serta dukungan moril maupun materil yang tidak sedikit kita mampu melewatinya bersama-sama..semuanya berbuah kebahagiaan…
Beberapa hari ke depan kita semua….perempuan-perempuan
Gelar telah di tangan…kembali kita harus dihadapkan dengan pilihan-pilihan…
Ada yang kembali ke daerah asalnya, bekerja, menikah, dan seterusnya….semua dengan jalannya masing-masing…
Semoga Allah masih dapat mempertemukan kita semua kembali…betapa kumerindukan saat-saat bersama kalian...dan mencintai kalian semua…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar