Ekspresikan Diri dalam Wujud Keshalihan

Agar Tak Ada yang Layu Sebelum Berkembang

Selasa, 03 Agustus 2010

Apa Susahnya Tabayyun ???


qcopas tulisan ini dari catatan seorang ukhti....
goresan penanya begitu mengena dengan kondisi yaang kualami
walaupun tak mirip dengan musibah yang terjadi padaku
suatu keadaan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya..
kekecewaan yang begitu berat terasa membuatku harus banyak belajar sabar
seseorang yang harus jadi teladanku ternyata memutarbalikkan fakta
yang membuatku semakin tak berdaya dan semakin terasa kerdil
tatapan mata yang aneh menghujamku tajam...
suara-suara lirih dibelakangku...
sungguh membuatku benar-benar kecewa
mereka....
mereka...
tak bisa mengamalkan ilmu yang diperolehnya...
Aku hanya bisa berdoa....agar aku selalu diberi kesabaran dan tak hanya menangisi apa yang terjadi padaku....dan diberikan ganti yang terlebih baik....Amin Ya Rabb

>>>>>>>>
ukhti, ana tidak sangka ternyata anti berpacaran..kenapa ukhti?anti kan seorang akhwat…dah tau ilmunya kan?"

"ukhti, kamu ga kerja amanahmu gara-gara melakukan sesutu yang ga bermanfaat ya…ckckc..ukhti..ukhti.."
"eh tau ga..si ukhti ini gini loh..dia gini..bla..bla..bla.."

Miris sekali terasa jika lontaran-lontaran kalimat tersebut dikeluarkan oleh saudari-saudari kita sendiri..
Saudari yang selalu bersama kita, berjuang di jalan dakwah..
Hanya karena mendengar berita-berita bohong dan tidak jelas dari mulut-mulut orang tidak bertanggung jawab, mereka dengan relanya berburuk sangka kepada saudarinya sendiri..
“Jauhilah oleh kamu sekalian prasangka, sebab prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Dan lebih parah, jika kalimat-kalimat itu diucapkan di depan orang yang banyak…
Apakah itu dikatakan sebuah nasehat???
Seorang imam syafi'I saja mengatakan bahwa beliau tidak akan ridho jika dinasehati di depan orang banyak… apatah lagi jika hanya seorang akhwat yang mempunyai hati yang lemah,yang terkadang lebih sering lalai…

saudariku tidak sadarkah engkau telah menyakiti saudarimu???
Walupun engkau merasa bahwa itu adalah sebuah candaan, tapi apakah kau tidak pernah beprfikir tentang perasaan saudarimu jika di candai seperti itu???

Saudariku…
Kalian adalah seorang penuntut ilmu, yang tahu ilmu tentang tabayyun..
Dirimu telah menuntut ilmu sejak lama..
Dirimu pun selalu menasehati adik-adik dan orang-rang awam yang berada di sekitarmu tentang pentingnya tabayyun itu..
Lantas, mengapa sikap tabayyun itu tidak kau aplikasikan ketika mendengar berita yang simpang siur tentang saudarimu??

Apakah susah bertabayyun??
Mengapa engkau lebih senang ketika saudari-saudarimu itu diberikan "cap" yang jelek dari orang lain..?
Kenapa bukan kamu saja yang langsung mengklarifikasi berita yang kau dapatkan itu kepada saudarimu secara langsung?? Malah kau dengan mudahnya menyebarkan kabar yang belum pasti tersebut kepada yang lainnya..
Cobalah lihat Ayat alloh dalam alqur'an tentang tabayyun
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Qs. al-Hujurat [49]: 6)

Saudariku..taukah dirimu?? Hanya 2 hal yang kau akan terjatuh dalam perkara ini…
Jika bukan fitnah…maka engkau telah menggibahi saudarimu…
Belumkah cukup ayat-ayat alloh dalam alqur'an dan hadits-hadits rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang ghibah??? Tentang fitnah?? Apakah itu belum cukup wahai saudariku..??

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs. al-Hujurat [49]: 12).

“Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ghibah?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Kamu menyebut sesuatu dari kawanmu yang ia sangat benci jika dikatakan.” “Bagaimana seandainya saya menceritakan apa yang memang terjadi pada saudaraku.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Jika engkau menceritakan apa yang terjadi pada saudaramu, berarti kamu telah menggunjingnya; dan apabila engkau menceritakan apa yang sebenarnya tidak terjadi pada saudaramu, maka engkau telah membohongkannya.” [HR. Abu Dawud].

Saudariku..cukuplah hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada kita untuk senantiasa menjaga lisan-lisan kita,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: “Janganlah kamu sekalian banyak bicara, kecuali untuk dzikir kepada Allah. Sebab, banyak bicara pada selain dzikir kepada Allah akan menyebabkan kerasnya hati, dan orang yangpaling jauh dari sisi Allah Subhanahu wa ta'ala adalah orang yang keras hatinya.” [HR. at-Tirmidzi].

Dalam sebuah riwayat yangdiketengahkan oleh Imam at-Tirmidzi dijelaskan bahwa kunci untuk meraih keluhuran jiwa adalah menjaga lisan. Mu’adz ra berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah beritahukan kepada saya amal perbuatan yang dapatmemasukkan saya ke dalam sorga dan menjauhkan dari neraka?” Beliau bersabda: “Kamu benar-benar menanyakansesuatu yang sangat besar. Sesungguhnya hal itu sangat mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala, yaitu:
Hendaklah kamu menyembah kepada Allah dengan tidak menyekutukanNya dengan sesuatuapapun, mendirikansholat, membayar zakat, puasa di bulan Ramadlan, dan berhaji ke Baitullah bila kamu mampu menempuh
perjalanannya.” Selanjutnya, beliau bersabda, “Maukah engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalahperisai, shadaqah dapat menghilangkan dosa seperti halnya air memadamkan api, dan sholat seseorang pada tengahmalam.” Beliau lantas membaca ayat yang artinya, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa
kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, serta mereka menafkahkan sebagian rizki yang telah Kamiberikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu bermacam-macam
nikmat yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Lalu, beliau bertanya kembali, “Maukah engkau aku tunjukkan pokok dan tiang dari segala sesuatu dan puncak keluhuran?” Sayaberkata, “Baiklah ya Rasulullah.” Rasulullah berkata, “Pokok segala sesuatu adalah Islam, tiangnya adalah sholat,
dan puncak keluhurannya adalah berjuang di jalan Allah.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah kamu aku tunjukkantentang kunci dari kesemuanya itu?” Saya menjawab, “Tentu ya Rasulullah.” Beliau lantas memegang lidahnya seraya
berkata, “Peliharalah ini.” Saya berkata, “Ya Rasulullah, apakah kami akan dituntut atas apa yang kami katakan?” Beliaubersabda “Celaka kamu, bukankah wajah manusia tersungkur ke dalam neraka, tidak lain karena akibat lidah mereka?”
[HR. at-Tirmidzi].

Ukhtifillah..ini hanyalah sebuah nasehat buatmu, juga buatku… semoga kita senantiasa menjaga lisan-lisan kita, marilah menumbuhkan sikap tabayyun dalam diri kita, karena boleh jadi orang yang kita ghibahi ataupun kita fitnah, tidak ridho akan kelakuan kita dan akan menuntut perbuatan kita di hari Pembalasan Kelak… wal iya'udzubillah…
Dengan segenap rasa cintaku kepada kalian, aku minta maaf jika telah berbuat salah kepada kalian… sesungguhnya aku mencintai kalian karena alloh… semoga ukhuwah ini tidak akan pernah retak hanya karena sebuah lidah yang tak bertulang…wallohu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar